Banyak yang Beralih Mengonsumsi Nasi Jagung Banyak yang tak menyangka kalau nasi jagung memiliki kandungan gizi yang lebih buruk dibanding nasi yang terbuat dari beras. Nasi jenis ini memang kerap diidentikkan dengan kemiskinan, namun justru latar belakangnya yang dulu menjadi konsumsi masyarakat di kala paceklik inilah yang menjadi daya tarik nasi jagung Harsiti.

SAIFUL ANNAS,
Grobogan ...---DARI hewan bercangkang yang biasanya berkeliaran di sawah itulah, Harsiti bisa membuat botok yuyu, keripik yuyu, lemi (sambal dari lemak yuyu, red), serta sayur lompong yuyu. Semua jenis makanan itu tak kalah lezatnya. "Pokonya gak rugi mampir di sini mas," bujuknya.Untuk satu porsi berisi nasi jagung, lemi, botok yuyu dan sayur lompong yuyu, Harsiti mematok harga Rp 5000. Cukup murah. Itulah sebabnya warungnya ramai dikunjungi pembeli. Selain murah, masakan dari jagung dan yuyu juga memiliki khasiat medis.
Disebutkan, selain sebagai sumber utama karbohidrat, bahan pangan pokok warga asli Madura ini juga mengandung zat gizi lain seperti: Energi (150,00 kal), Protein (1,600 g), Lemak (0,60 g), Karbohidrat (11,40 g), Kalsium (2,00 mg), Fosfor (47,00 mg), Serat (0,40 g), Besi (0,30 mg), Vit A (30,00 RE), Vit B1 (0.07 mg), Vit B2 (0,04 mg), Vit C (3,00 mg), Niacin (60 mg).Bahkan, dunia medis telah membuktikan bahwa jagung juga berkhasiat sebagai pembangun otot dan tulang. Jagung juga baik untuk otak dan sistem syaraf serta mencegah konstipasi.

Tak hanya itu, jagung juga bisa menurunkan risiko kanker dan jantung, mencegah gigi berlubang, serta minyaknya dapat menurunkan kolesterol darah.Lain lagi yuyu. Dari hasil penelitian terbaru oleh tiga pelajar salah satu sekolah menengah atas di Kudus, ternyata kepiting (yuyu) sawah (Paratel pusa maculata) memiliki khasiat yang tak kalah bagusnya. Binatang bercangkang ini ternyata dapat juga mengobati penyakit hepatititis.Karena alasan itulah, banyak kalangan kemudian beralih mengonsumsi nasi jagung.

Sugiyana misalnya. Salah seorang staf di Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Grobogan ini selalu menyempatkan makan nasi jagung. Terlebih setelah dokter memvonis gula darahnya tinggi. "Terakhir dicek mencapai 400 mg," terangnya. Dokter pun kemudian menyarankan untuk mengurangi konsumsi nasi dan beralih ke nasi jagung. Ditemui ketika sedang menikmati makan siangnya di Warung Bu Harsiti, Sugiyana mengaku kadar gula darahnya berangsur turun, sejak dia mengkonsumsi nasi jagung.

Harsiti mungkin kurang paham penelitian medis itu. Yang ia pahami, dengan berjualan nasi jagung itu, ia bisa terus melestarikan resep leluhurnya itu. Terlebih, roda ekonominya juga terus membaik selama berjualan nasi jagung dan botok yuyu. "Salah satu anak saya sedang duduk di bangku perguruan tinggi mas," katanya bangga ketika Radar Kudus hendak pamit pulang. (*)
Sumber: Jawa Pos Radar Kudus
Diposting oleh petani berdasi

0 komentar:

Visit the Site
Bila Anda belum menemukan cinta yang Anda inginkan, jangan buru-buru merasa unlucky in love. Karena kalimat bijak mengatakan, cinta akan datang saat kita tidak mengharapkannya. Bagaimana menurut Anda? -Copyright at Dhe To © 2009, All rights reserved