(Belum Setahun, Punya Koleksi 7 Ribu Buku
Bermodal tempat seadanya dan koleksi buku terbatas, Bagas Prasetyo mampu menyulapnya, menjadi sebuah perpustakaan yang ramai. Tiap hari bocah kelas 6 SD ini mengajak anak-anak di sekitar rumahnya untuk rajin membaca. Bagaimana kisahnya? MUKHTAR LUTFI, Kudus)...
(SORE itu, di sebuah gang kecil di Desa Hadipolo, RT IX RW I, berbeda dengan gang-gang yang ada di sekitarnya. Meski cuaca mendung, tak mengganggu kegiatan sekelompok anak kecil di sana. Suasana makin riuh ramai kala anak-anak seusia SD bermain dan berlarian menyisir gang tersebut. Beberapa di antaranya terlihat asyik menikmati jajanan yang baru mereka beli.


Tertarik dengan sumber keramaian itu, koran ini bergegas menghentikan motor untuk menyisir gang tersebut. Dengan langkah pelan, kedatangan koran ini langsung menyita perhatian beberapa anak di sana. Kendati tak sedikit yang mengabaikan, dan asyik dengan permainannya masing-masing. Tak berselang lama, penyisiran gang terhenti di sebuah rumah kecil seluas 5 meter persegi. Di tempat itu, beberapa anak tengah asyik membaca buku. Selain itu, ada pula yang hanya sekadar melihat-lihat gambar.

Di tengah-tengah puluhan anak tersebut, terlihat seorang bocah yang postur tubuhnya paling besar. Dengan mengenakan baju biru dipadu lengan dan kerah berwarna putih, anak tersebut tampak sibuk mengatur anak-anak yang sedang membaca sambil duduk lesehan.Dia terlihat paling sibuk di antara sekelompok anak yang lain. Setelah menata buku di rak, dia terlihat menghampiri seorang pembaca sambil berbincang ringan.

Namun, belum sempat berlama-lama, anak tesebut melihat kedatangan koran ini."Ada apa yang Mas, ada yang bisa saya bantu," tanya anak tersebut. Setelah menceritakan maksud kedatangan koran ini, anak tersebut, lantas terlihat sumringah dan bahagia."Perpustakaan ini saya yang mengelola kok," ungkap anak tersebut dengan binar-binar penuh kepolosan. Sesaat kemudian anak tesebut memperkenalkan dirinya. Anak laki-laki yang hobi membaca ini mengaku bernama Bagas Prasetyo. Berikutnya, dengan tangkas Bagas menceritakan awal mula berdirinya perpustakaan rakyat yang di beri nama Bagas Putra ini.

Dia menjelaskan jika perpustakaan ini baru berdiri, dan belum ada satu tahun. "Awal mulanya ayah yang mengumpulkan buku-buku ini dibantu dengan teman-temannya. Kemudian perpustakaan ini lantas didirikan," jelasnya.Selanjutnya, dia mengungkapkan kalau beberapa koleksi buku dan bangunan perpustakaan ini bantuan dari salah satu seorang anggota legislatif dari Jakarta. Dari bantuan itu, kini perpustakaanya terus berkembang.Sampai sejauh ini, dia menyebutkan koleksi bukunya berjumlah hampir 7000-an.

Dari jenis bermacam-macam. Ada buku dongeng, cerpen, buku biasa dan juga kisah-kisah para nabi. Tiap harinya dia mengaku mengelola perpustakaanya itu, mulai dari mendata buku dan menginventaris pinjaman. Perpustakaanya itu juga sering di datangi anak-anak di sekitar rumahnya. Begitu juga dengan anak-anak yang berasal dari desa tetangga. "Kita di sini menyediakan buku-buku yang disukai anak-anak," jelas anak kelahiran 24 Juli 1997 ini.Dengan kebiasaannya itu, dia mengaku tidak pernah mengeluh.

Namun, dengan kesuibukannya itu pun dia justru mengaku senang. Karena selain bisa belajar bersama, dia mengaku senang bisa membantu teman-temannya yang ingin membaca tapi tak punya buku bacaan."Saya memang sejak awal senang membaca buku, apalagi kalau ramai kayak gini, lebih seru dan asyik," tambahnya.Namun, dia nampak ragu kala ditanya soal keluh kesah menjadi seorang pustakawan. Setelah agak lama berpikir dia mengatakan merasa kesal saat anak-anak yang datang tidak mengembalikan buku ke dalam raknya. "Kalau sedihnya, kayaknya tidak ada, Mas.

Paling pas ramai saja, dan pembaca tidak mengembalikan buku di tempatnya. Namun demikian saya juga sering dibantu sama ayah dan ibu," tambahnya.Dengan dibangunnya perpustakaan ini, dia menjelaskan agar bermanfaat bagi anak-anak di lingkungannya. Karena ada beberapa anak yang tidak bisa mengenyam pendidikan sekolah.Menurutnya, keinginan membaca anak-anak di lingkungannya sangat tinggi. Sehingga, hal tersebut yang mendorongnya untuk terus menjadi teman bagi mereka. "Dari pada siang hari main dan tidak ada gunanya, mending baca buku di sini, gratis kok," pungkasnya.(*) Sumber: Jawa Pos Radar Kudus http://www1.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=55745)



Diposting oleh petani berdasi

0 komentar:

Visit the Site
Bila Anda belum menemukan cinta yang Anda inginkan, jangan buru-buru merasa unlucky in love. Karena kalimat bijak mengatakan, cinta akan datang saat kita tidak mengharapkannya. Bagaimana menurut Anda? -Copyright at Dhe To © 2009, All rights reserved