Pernahkah sobat mengalami sesuatu seperti pernah saya alami? waktu intu aku lupa pasword di komputerku. karena pada waktu itu aku belum tau caranya langsung saja aku instal ulang komputer, alhamdulillah beres. tapi cara ini sangat tidak efektif karena dengan mnginstal komputer tentu memerlukan waktu yang sangat lama. Nah pada postingan ini akan membahas cara menjebol pasword komputer terutama yang menggunakan microsoft xp.
...
1. Restart computer dan segera tekan f8 saat loading, maka akan masuk ke Save mode
2. Setelah masuk ke safe mode, masuk lah sebagai administrator
3. Kemudian klik start-setting-control panel-user accounts.
4. Pilih user account yang diporteksi oleh password
5. Klik remove password
6. Restar kemblai computer untuk masuk ke windows
7. Sekarang anda sudah bisa login tanpa dihalangi oleh password lagi

cobalah trik ini saat sobat lupa dengan passwor komputer sobat..
Banyak trik lain yang bisa sobat pelajari. (itrembang.tk)

Diposting oleh petani berdasi
Selama musim hujan, ketersediaan berbagai jenis tanaman hijauan memang melimpah. Ternak tidak akan kekurangan pakannya. Namun selama kemarau, pakan tradisional ternak seperti rumput dan tanaman hijau lainnya menjadi sulit didapat, akibatnya ternak pun menjadi kurus kering. Sapi atau kambing perah, berhenti menghasilkan susu, domba pedaging pun terhambat perkembangannya.
...
DI MUSIM kemarau, para peternak ruminansia dituntuk bijak untuk menyediakan pakan ternak secukupnya, apakah itu dengan memberikan pakan konsentrat atau dalam bentuk silase.

Memang tanaman hijauan, seperti rumput dan daun jagung, tidak dapat digantikan sebagai pakan utama ternak ruminansia, namun dengan tersedianya konsentrat paling tidak kita masih bisa mempertahankan kelangsungan hewan memamah biak itu. Apalagi konsentrat bisa dibuat sendiri tanpa harus membeli dari toko pakan ternak. Dengan membuat konsentrat sendiri biaya penggemukan domba akan menjadi lebih murah.

Daripada membeli konsentrat yang harganya mahal, seorang peternal asal Cianjur mencoba meramunya sendiri. Dan hasilnya cukup memuaskan, berkat konsentrat buatannya itu, bobot domba meningkat 9-12 kg dalam waktu tiga bulan. Peternak itu mencoba memberikan resep sederhana dari bahan-bahan yang terdiri dari komposisi; dedak halus 70%, ongok 20%, jagung giling 8,1%, garam dapur 1,4% dan kalsium 0,5%.

Konsentrat itu diberikan sebagai makanan penguat domba di samping makanan pokok berupa rumput. Untuk domba berusia 5 bulan ia memberi 2 ons konsentrat per harinya. Sedangkan yang lebih tua jatahnya ditingkatkan menjadi 0,25 - 0,3 kg/hari. Pemberian konsentrat ini dilakukan sekali setiap hari pada pagi sebelum diberi rumput. Dengan cara ini bobot domba bisa mencapai rata-rata 100 gram/ekor/hari.

Namun resep di atas disadari masih kurang lengkap, untuk mendapatkan pertumbuhan berat badan yang baik, dalam komposisi konsentrat tersebut harus terkandung unsur protein. Untuk itu dikembangkan resep kedua yang komposisinya terdiri dari dedak halus 75%, jagung giling 8%, bungkil kedelai 3%, bungkil kelapa 10%, kalsium 2% dan garam dapur 2%. Resep ini, menurutnya, mampu meningkatkan bobot ternak sebesar duakali penggemukan resep pertama.

Seperti ia diuraikan, semua bahan itu harus dalam kondisi lembut agar mudah bercampur satu sama lain. Bahan itu kemudian dicampur dalam suatu wadah dan diaduk sampai merata. Bahan-bahan yang sudah bercampur merata inilah yang disebut konsentrat dan siap diberikan pada ternak. Konsentrat yang akan diberikan takarannya harus pas sehingga bisa habis dekali makan. Sebelum diberikan konsentrat tsb diberi air sedikit-sedikit sambil diaduk hingga diperoleh adonan yang pekat.

Selain pakan konsentrat, beberapa peternak lain mencoba membuat silase. Pembuatan silase melibatkan proses fermentasi bakteri anaerob. Sementara bahan bakunya adalah daun jagung yang dicampur dengan kulit nenas, ongok, dan kacang-kacangan.

Kendala bahan baku
Membuat konsentrat sekilas seperti mudah dilakukan. Namun menurut pengalaman beberapa peternak, membuat pakan ternak (yang sebagian besar bahan bakunya berasal dari residu pertanian) itu ternyata tidaklah mudah. Banyak kendala yang mereka temui terutama bagi peternak pemula. Di antaranya kontinuitas dan ketersediaan bahan baku. Seperti diketahui bahan utama dari pakan ternak ini, adalah dedak/bekatul, persentasenya bisa lebih dari 50%. Kendala bagi peternak pemula dengan modal dengkul adalah mendapatkan dedak dengan kualitas baik dan harga bersaing. Sebagian besar huler (rice hull; dimana dedak merupakan limbah dari proses dekortikasi beras padi) ternyata telah terikat kontrak dengan bandar atu supplier besar, sehingga untuk mendapatkan dedak halus bersaing dengan pemodal besar.

Selain itu, ketersediaan. Jumlah dedak yang tersedia sangat tergantung pada musim panen padi. Sehingga di luar musim panen, dedak bisa menjadi barang langka, otomatis harganya naik.

Yang lebih krusial, tidak ada one-stop-shopping dalam bahan baku. Jadi mungkin saja dedak harus dibeli dari Subang, sementara ongok (ampas singkong) kering harus didatangkan dari Tasik, molase dari Cirebon dan sebagainya. (dari berbagai sumber)***
Diposting oleh petani berdasi
BAGI para pebisnis dan kaum profesional di kota-kota besar, teknologi Wi-Fi telah menjadi sarana yang ampuh dalam menunjang aktivitasnya, terutama di saat-saat mobile. Beberapa ruang publik, seperti kafe, restoran, hotel, mal atau di ruang tunggu bandara, kini tidak aneh lagi dengan pemandangan orang-orang yang sedang asyik memelototi layar monitor laptop atau PDA untuk akses ke jaringan internet nirkabel. Tapi mungkin tak pernah terpikirkan oleh anda, bahwa teknologi informasi yang lagi ngetren ini, di negara-negara maju, sudah merambah ke ladang-ladang pertanian untuk dimanfaatkan, mulai dari mengolah lahan hingga memanen hasilnya.
...

Wi-Fi atau wireless fidelity merupakan teknologi untuk akses internet nirkabel berbasis IEEE 802.11b, yang memungkinkan para pengguna komputer (laptop/notebook), PDA atau smartphone, bisa berkomunikasi lewat jaringan LAN (local area network) atau mengakses internet dengan kecepatan tinggi, 11 hingga 54 Mbps (megabit per detik). Bandingkan dengan akses internet sistem dial up via kabel telepon yang kecepatan transfernya hanya sebesar 56 Kbps.


Stuart Pocknee, dari laboratorium pertanian Universitas Georgia, Amerika Serikat percaya, bahwa beberapa aspek dari Wi-Fi memiliki peluang untuk dimanfaatkan pada bidang pertanian dalam lima tahun ke depan. Misalnya, bisa membantu para petani dalam mengendalikan hama serangga, menggembalakan ternak, mengemudikan traktor, memonitor kelembaban tanah dan mengendalikan pompa-pompa irigasi. Stuart Pocknee, adalah orang pertama yang berhasil menghubungkan jaringan web miliknya ke sebuah ladang kapas, sekitar setengah mil dari laboratoriumnya.

"Teknologi yang diterapkan pada pertanian ini sejenis dengan yang digunakan di kafe Starbucks. Di mana seorang petani dapat memperoleh secangkir kopi, duduk di dalam truk pick-upnya dan tinggal log on ke internet," ujar Pocknee.

Bahkan beberapa petani dari Georgia sudah menggunakan teknologi tinggi ini. Untuk sementara dimanfaatkan dalam mengawasi pengepakan sayuran lewat video nirkabel dan yang lainnya untuk memonitor sistem-sistem pengairan yang bertumpu pada jaringan nirkabel.

Dengan mengadopsi teknologi gelombang radio ini, Pocknee cukup duduk-duduk di kantornya dan melihat posisi dari sebuah sistem irigasi melalui layar komputernya. Sebab, teknologi ini juga dilengkapi dengan sistem Global Positioning System (GPS) dan kamera video untuk memberitahukan dan mengawasi suatu lokasi.

James McKinion, seorang teknisi elektronik di Lembaga Penelitian Agrikultur Universitas Georgia di Starkville, Mississippi, membuktikan bahwa teknologi wireless network ini sukses digunakan pada lahan pertanian seluas 743 ha di dekat Macon, Mississippi dan pada sebuah lahan pertanian seluas 5.575 ha di Mississippi Delta.

Untuk lahan pertanian yang tergolong kecil, teknologi ini bisa diaplikasikan menggunakan frekuensi standar Wi-Fi sebesar 1,4 Ghz. Namun dengan kombinasi dari frekuensi 2,4 Ghz dan 900 Mhz, kemampuan teknologi wireless-nya mampu meng-cover area yang cukup luas.

Lain lagi yang dilakukan Qin Zhang, seorang pakar sistem pertanian berbasis komputer dari Universitas Illinois, ia memanfaatkan jaringan nirkabel ini untuk mengendalikan traktor-traktor robot yang dipandu oleh sinyal-sinyal GPS. Peneliti ini mengklaim bahwa kendaraan ini siap dijalankan di lapangan dengan hasil yang lebih akurat, dibanding traktor yang dikemudikan manusia yang berpengalaman sekalipun.

Dengan Wi-Fi, seorang petani tidak perlu lagi repot belepotan tanah, berkeliling mengawasi ladangnya, menggembalakan ternak atau mengatur irigasi. Hanya melalui sebuah layar monitor laptop, para petani bisa memonitor dan mengendalikan semua aktivitas tersebut, bahkan mereka dapat memberi makan ternaknya melalui remote control. (dari berbagai sumber)***
Diposting oleh petani berdasi Label:
Visit the Site
Bila Anda belum menemukan cinta yang Anda inginkan, jangan buru-buru merasa unlucky in love. Karena kalimat bijak mengatakan, cinta akan datang saat kita tidak mengharapkannya. Bagaimana menurut Anda? -Copyright at Dhe To © 2009, All rights reserved